Selama30 tahun Maria hidup bersama Yesus yang menghormatinya sebagai Ibu-Nya. Bunda Maria mendampingi Yesus dengan setia sampai wafat-Nya di kayu salib. Di tengah derita-Nya di salib, Tuhan Yesus memikirkan nasib Bunda Maria yang akan ditinggalkan-Nya, sehingga Ia memasrahkan ibu-Nya itu kepada murid yang dikasihiNya.

Kisah Wafat Yesus Kristus, Foto Pixabay Wafat Yesus Kristus yang biasa dirayakan pada akhir Maret atau awal April merupakan peristiwa pengorbanan Yesus Kristus demi membebaskan umat manusia dari kebinasaan akibat Wafat Yesus KristusUsai perjamuan terakhir bersama para murid, Yesus diserahkan oleh murid-Nya sendiri, yakni Yudas Iskariot. Ia digiring ke hadapan Imam Besar Kayafas dengan tuduhan menghujat Allah. Seketika itu juga khalayak umum berteriak bahwa ia harus dihukum hukuman mati hanya boleh dilakukan oleh pemerintah Romawi, sehingga Ia kemudian dibawa ke hadapan Pontius Pilatus. Saat itu, seorang penjahat bernama Barabas malah dilepaskan dan Yesus diserahkan untuk disalib. Kesengsaraan Yesus pun dimulai. Ia disiksa dengan cambukan dan harus memanggul salib sampai ke puncak Golgota sebelum akhirnya mati di kayu Penting dari Wafat Yesus KristusKisah Wafat Yesus Kristus, Foto Pixabay Berdasarkan buku Iman Katolik Buku Informasi, Konferensi Wali Gereja Indonesia, 2018292, inilah makna penting dari wafat Yesus Kristus bagi umat KristenBentuk Kesetiaan dan Ketaatan kepada Allah BapaWafat Yesus Kristus membuktikan kesetiaan dan ketaatan-Nya kepada Allah Bapa untuk menggenapi rencana penyelamatan umat manusia. Yesus menganggap kematianNya bukan sebagai hukuman, tetapi pengorbanan mulia demi keselamatan umat dan kebangkitan-Nya merupakan tindakan yang menyelamatkan umat manusia satu kali untuk selamanya dari kuasa dosa yang Solidaritas kepada ManusiaPaulus menyatakan bahwa peristiwa penyaliban Yesus adalah karya Allah yang menjadi kekuatan bagi hidup manusia. Lewat penyaliban tersebut, kita tahu bahwa Allah senantiasa menyertai hidup kita dan terus mengasihi kita tanpa jemu-jemu, walaupun manusia sering melanggar Kristus bahkan mati dengan bentuk kematian yang paling hina, yaitu disalibkan di antara 2 penjahat, demi menyelamatkan jiwa umat manusia dari Penebusan Dosa Umat ManusiaAllah Bapa rela mengirimkan Putra-Nya yang tunggal ke muka bimi untuk turut merasakan kesengsaraan manusia dan menumpahkan darah-Nya satu kali untuk selamanya untuk menebus dosa seluruh umat manusia di muka bumi dan menghapuskan upah dari dosa, yaitu kematian peristiwa itu, kita dapat mempelajari makna pengorbanan dan cara mengasihi yang tulus. Yesus juga pernah mengajarkan bahwa tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang sahabat yang memberikan nyawanya bagi para Kembali Umat Manusia dengan AllahSelain membebaskan manusia dari kebinasaan, wafat Yesus Kristus juga menandakan kembalinya persatuan di antara Allah Bapa dan umat manusia. Dahulu kala manusia terpisah dari Allah, karena dosa yang membelenggu. Namun, setelah pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib yang menebus dosa kita, kini kita kembali dipersatukan dengan Allah Bapa. Maka dari itu, barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kira hayati makna penting dari wafat Yesus Kristus ini dan berusaha maksimal untuk terus menaati perintah Allah Bapa seumur hidup kita.

Filmseri TV ini bercerita tentang kehidupan beberapa orang yang paling berarti dalam kehidupan Yesus Kristus, yaitu Maria Magdalena, Yudas dan Thomas. Orang-orang tersebut yang memberi arti kehidupan Yesus, dan selalu hadir berperan hingga Dia wafat. 14. Jesus Love Me (2012) Film Animasi untuk keluarga dan anak-anak ini berisi 6 kisah dalam
KITAB SUCI +Deuterokanonika - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju Katekismus Gereja Katolik Partner Link Website Keuskupan, Paroki & Gereja Partner Link Website Katolik & Umum MENGENAL MARIA, SANG BUNDA ALLAH Oleh Hariawan Adji, PENGANTAR Tulisan berjudul Maria Santa Bunda Allah ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai diri Maria dan perannya dalam karya keselamatan Allah, sebagaimana diketahui bahwa devosi kepada Maria yang tumbuh dan berkembang dengan pesat dalam masyarakat Indonesia , khususnya di Jawa seringkali tidak dipahami dan ditempatkan secara tepat oleh umat beriman. Diharapkan dengan membaca tulisan ini umat beriman dapat menyadari peran Maria dalam karya keselamatan sehingga mereka dapat berdevosi secara benar. Tulisan ini terdiri dari empat bagian utama, yaitu Pendahuluan yang berisikan tentang keadaan pemahaman umat Katolik tentang Maria. Bagian kedua adalah Kesaksian Alkitabiah tentang Kebundaan Maria, yang berisikan ulasan kisah Maria sebagai bunda Yesus dalam Injil. Bagian ketiga berjudul Tradisi Gerejawi Ajaran tentang Kebundaan Maria, yang berisi ulasan mengenai ajaran-ajaran resmi Gereja tentang Maria sebagai Bunda Allah1 . Selanjutnya adalah bagian Pemahaman Ulang Makna Kebundaan Maria, yang berisi tentang hasil analisis mengenai makna kebundaan Maria berdasarkan kisah Injil dan ajaran Gereja. Bagian kelima adalah bagian Refleksi Peran Maria Dlam Hdup Umat dan bagian yang terakhir adalah Penutup. Tulisan yang berjudul Maria Santa Bunda Allah ditujukan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai diri Maria dan perannya dalam karya keselamatan Allah melalui Yesus Kristus. Diharapkan dengan gambaran yang jelas ini, umat beriman akan dapat mengimani Yesus dan Maria secara tepat. BAB I PENDAHULUAN Umat Katolik Indonesia dikenal sangat devosional. Sasaran devosional umat Katolik Indonesia cukup beragam, namun yang utama dan seringkali dipilih adalah Ada bermacam-macam bentuk devosi kepada Maria, baik yang berbentuk doa-doa, antara lain Rosario, Litani Maria, Novena Tiga Kali Salam Maria, Tujuh Duka Maria dan Iain-lain, maupun melalui kelompok-kelompok tertentu, misalnya Legio Maria, Gerakan Imam Maria Senakel, ataupun ziarah, dan Iain-lain. Umat beriman, seringkali lupa bahwa dalam berdevosi kepada Maria, mereka tidak boleh lepas dari Yesus Kristus. Mereka seringkali beranggapan bahwa Maria adalah pengantara mereka kepada Allah, bahkan menganggap Maria sebagai sasaran doa mereka. Hal ini tampak dalam ungkapan-ungkapan doa yang mereka sampaikan secara spontan dalam doa-doa bersama. Sesuatu yang salah kaprah karena Maria bukanlah Allah yang menyelenggarakan dunia Maria adalah Bunda Allah tetapi bukanlah Allah; ia adalah manusia Ini seringkali disalah-mengerti oleh umat. Maria juga bukanlah pengantara kepada Allah, karena Yesus Kristuslah adalah satu-satunya Pengantara Allah dan Memang Maria sering diberi berbagai macam gelar yang seolah-olah memposisikan ia sebagai pengganti Kristus sebagai Pengantara satu-satunya. Gelar-gelar tersebut adalah Advocata Pengacara yang pertama kali digunakan oleh Ireneus dari Lyon 130-202, Auxiliarix Pembantu dan Auxiliarix Penolong yang kerap digunakan di Gereja Timur, dan Mediatrix Pengantara, suatu gelar yang relatif baru yang dipromosikan oleh Kardinal Marcer, Belgia 1928. 6 Gelar-gelar ini harus dipahami sedemikian rupa agar tidak merelatifkan peran Yesus sebagai satu-satunya Pengantara. Maria adalah pengantara dalam dan oleh Pengantara Yesus Kristus. Kepengantaraan Maria bukan antara Kristus dan manusia, dan bukan antara Allah dan manusia, seakan-akan ada dua Pengantara yaitu Yesus dan Maria, melainkan di dalam Kristus di antara Allah dan Manusia. Pengantaraan Maria tidak dapat berdiri sendiri dan lepas dari Puteranya, ia adalah pengantara karena ia adalah Bunda Banyak umat Katolik Jawa memandang figur Maria seperti seorang dewi, khususnya dewi Sri yang dihormati dalam tradisi Jawa. Hal ini tampak sekali dalam lagu-lagu yang diciptakan untuk menghormati Maria yang memandang Maria sebagai sosok yang memiliki kuasa Maria dalam konsep Katolik tidak sama dengan dewi Sri dalam konsep animisme-dinamisme Jawa. Maria bukanlah sosok pribadi yang ilahi dari dirinya sendiri. Inilah perbedaannya dengan dewi Sri dalam konsep Jawa yang adalah seorang dewi yang dari semula turun dari khayangan ke bumi dan kembali lagi ke khayangan setelah kematiannya di dunia. Pencampur-adukan konsep Katolik dan konsep animisme dinamisme Jawa dalam penghormatan kepada Maria tampak pula pada pola ziarah yang kerap dilakukan oleh umat beriman yang memandang suatu tempat bersifat keramat karena di sana bertahta Maria dalam suatu gua. Dalam tempat-tempat ziarah yang demikian, biasanya posisi Maria berada di pusat, sedangkan Yesus malahan menempati posisi di bawahnya. Hal yang sama terjadi juga di kalangan orang Katolik keturunan Tionghoa. Banyak di antara mereka menganggap figur Maria sama dengan figur dewi Kwan Im. Sebagaimana diketahui bahwa dalam agama Kong Hu Cu, dewi Kwan Im sangat dihormati dan dipuja sebagai dewi Welas Asih, yang perannya tidak jauh berbeda dengan peran Maria sebagai Bunda Penuh Kasih. Namun dua sosok perempuan pujaan ini sebenarnya sangat jauh berbeda. Dalam konsep agama Kong Hu Cu, Dewi Kwan Im adalah seorang manusia yang karena kesucian hidupnya akhirnya menjadi seorang dewi. Setelah menjadi seorang dewi, ia menjadi penolong manusia yang berkesusahan, baik manusia yang masih hidup di dunia ini maupun manusia yang telah hidup di alam lain setelah kematiannya. Ia menjadi dewi karena usaha kerasnya menjalani hidup suci di dunia Sebaliknya dalam pandangan Katolik, Maria menjadi bunda Allah bukan karena dirinya sendiri. Maria memang hidup suci, namun bukan itu yang membuat ia menjadi Bunda Allah, melainkan karena Puteranya yang adalah Allah sendiri. Maria menjadi Bunda Allah, bukan karena dirinya sendiri tetapi karena hubungannya dengan Sang Dari gambaran dua praktek penghormatan kepada Maria di atas dapat disimpulkan bahwa penghormatan terhadap Maria cenderung mengambil bentuk yang tidak sesuai11 dengan pandangan para Bapa Konsili Vatikan Dalam bentuk ini, Maria seolah-olah dipisahkan dari orang Dia menjadi semacam ' dewi' yang tidak dari dunia lagi. Seluruh hidup Maria seolah-olah satu rentetan mukjijat saja dan tugas Maria di surga sekarang adalah membagikan rahmat-rahmat yang pernah dikumpulkan oleh Puteranya dengan wafat dan kebangkitanNya. Maria seakan-akan adalah seorang dewi yang mandiri, yang dari kekuasaannya sendiri membagikan rahmat yang telah dikumpulkannya. Bentuk devosi yang demikian tidaklah tepat dan dapat mengaburkan makna devosi kepada Maria. Devosi kepada Maria baru mempunyai arti apabila diarahkan kepada Kenyataan yang demikian tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena akan mengarah kepada pengkultusan Maria sebagai pribadi yang ilahi, menggantikan Puteranya, yang tentunya akan mengarah pula pada ajaran sesat. Semua kenyataan ini sebenarnya berawal dari ketidakpahaman umat beriman akan Maria sebenarnya dan bagaimana posisinya dalam karya keselamatan Allah yang diyakini oleh Gereja Katolik. Mereka perlu mendapat bimbingan agar dengan demikian mereka dapat memposisikan devosi kepada Maria secara tepat. BAB II KESAKSIAN ALKITABIAH TENTANG KEBUNDAAN MARIA Maria memang tidak banyak ditampilkan dalam Kitab Suci. Beberapa ekseget Katolik mengatakan bahwa sebenamya sosok Maria telah ditampilkan dalam nubuat-nubuat Perjanjian Lama, misalnya dalam kisah pengusiran Adam dan Hawa dari taman Firdaus dimana Allah mengatakan akan mengadakan permusuhan antara ular dan perempuan, juga tentang Puteri Sion yang berbahagia dan lain-lain. Namun nubuat-nubuat tersebut tidak menampilkan sosok Maria sebagai seorang bunda, oleh sebab itu kesaksian akitabiah tersebut tidak dibahas dalam bagian ini. Selain itu beberapa ekseget Katolik juga mengatakan bahwa sosok Maria juga tampil dalam kitab Wahyu, namun sekali lagi dalam kitab tersebut sosok Maria tidak ditampilkan sebagai seorang bunda, dan oleh sebab itu kesaksian alkitabiah ini juga tidak menjadi pembahasan dalam bagian ini. Adapun yang menjadi pembahasan dalam bagian ini adalah kisah Maria dalam keempat Injil, karena dalam Injil-injil tersebut Maria ditampilkan sebagai bunda Yesus Maria, bunda yang dilahirkan sebagai perempuan Mat 11-17, Luk 323-38 Matius dan Lukas membuka Injil mereka dengan dafitar nama-nama yang disebut pohon keluarga. Lukas menuliskan pohon keluarga ini secara urut ke atas, sedangkan Matius menuliskannya secara urut ke bawah. Meskipun sifatnya yang monoton dan kering, pohon keluarga ini memiliki makna yang luas dan penting. Pohon keluarga ini menunjukkan bahwa Allah bukanlah suatu kekuatan alam ataupun suatu tata kosmis, melainkan Allah yang personal, meskipun tanpa nama, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. la adalah Bapa Tuhan Yesus Kristus. Dalam Matius, nama Maria diletakkan pada akhir pohon keluarga. Di antara orang Yahudi, pohon keluarga, biasanya hanya memuat nama-nama laki-laki, tapi dalam pohon keluarga Yesus, muncul nama perempuan, Maria. Maria di sini muncul sebagai referensi pada Yesus Kristus. Karena pada akhir dan puncak daftar tersebut adalah Yesus Kristus dan karena Kristus tidak dikandung tanpa Maria, maka Matius memasukkan nama Maria dalam daftarnya, Dengan cara ini keterlibatan Maria dalam Petjanjian Baru mulai pada akhir daftar pohon keluarga. Maria dalam daftar pohon keluarga tersebut berada di titik temu antara kemanusiaan dan Allah. Putera Allah menerima kodrat kemanusiaanNya dari Maria dan masuk ke dunia manusia melalui dia. Dengan demikian, Maria adalah perwakilan dari generasi-generasi sebelum dirinya dan pada saat yang sama ia adalah pintu masuk bagi generasi-generasi sesudahnya yang diselamatkan. Maria, bunda yang menerima kabar dari malaikat Tuhan Luk 126-38 Saat hidup Maria yang paling agung adalah ketika Malaikat Gabriel memberi salam kepadanya 'Salam, hai engkau yang penuh rahmat' dan meminta kepadanya untuk menjadi Bunda Allah, Maria tidak menginginkan gelar yang lain kecuali 'Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu itu!'. Berbeda dengan Hawa yang telah mengejar kekuasaan dan berkehendak merebut kebebasan mutlak dari Allah, dimana ia menjadi tidak taat dan mencelakakan seluruh umat manusia, Maria tidak menginginkan apa-apa di hadapan Allah, kecuali menjadi hamba yang rendah dan kecil. Itulah sebabnya Allah memandang dia. Maria tahu dirinya hanyalah makhluk, dan dengan demikian bergantung dalam segala hal pada Tuhan, dan ia berbahagia atas keadaannya itu. Maka ia selalu siap sedia untuk melaksanakan semua kehendakNya, bahkan kehendakNya yang paling kecil sekalipun. Dengan penuh perhatian ia mencari tanda-tanda yang paling kecilpun mengenai apa yang menjadi perkenan Allah dan selalu siap sedia patuh kepada perintah-perintahNya. Allah meluhurkan Maria dengan minta persetujuannya - bukan perihal suatu peristiwa yang teramat sederhana - namun sangat penting dan berpengaruh bagi dunia. Dan Maria menjawab dengan terbuka dan terus terang, dengan bertanya17 dan tidak ragu-ragu menyatakan Hanya tatkala ia sudah merasa puas karena telah mengerti apa yang diminta daripadanya, diberikannyalah persetujuannya akan apa yang diajukan oleh Allah. Ia bebas dan bertanggung jawab dalam pembicaraan dengan Allah. Dan dalam hal ini, ia memberikan teladan bagi semua orang Kristen di segala zaman. Maria, bunda yang mengunjungi Elisabet saudarinya Luk 139-45 Setelah perawan Maria bersedia menjadi bunda Yesus dan mengandung dari Roh Kudus, ia berkunjung ke rumah Elisabet, sanaknya, yang tinggal di sebuah kota di pegunungan Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Mendengar salam itu, Elisabet penuh dengan Roh Kudus lalu berseru dengan suara nyaring Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia yang telah percaya sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana.'19 Mendengar pujian itu, Maria sama sekali tidak memprotes, seperti halnya ketika Malaikat Gabriel menghadap dan menyalami 'Salam Maria penuh rahmat'20 . Hati Maria yang rendah hati tidak menolak kebenaran itu, ia tidak mencegah pujian itu, tetapi mengembalikannya kepada Allah segala sesuatu yang menjadi milik Allah dengan bermadah Magnificat21 Dalam madah itu Maria mensyukuri perbuatan-perbuatan baik Allah terhadapnya. Madah itu tidak hanya merupakan puji syukur pribadi namun merupakan pujian semesta. Maria memuliakan kemenangan-kemenangan Allah. Maria senantiasa lekat mendengarkan Allah yang bersabda kepadanya dalam Kitab Suci dan . dengan tanda-tanda yang diberikan kepadanya dalam hidupnya, tanda-tanda kehadiranNya dan kasihNya. Maria juga lekat mendengarkan bisikan batin, cara yang terkadang digunakan oleh Allah untuk menyatakan diri di dalam lubuk jiwa guna menyampaikan rencana-rencanaNya. Dan sejak saat Sabda Abadi Bapa menjadi daging dalam dirinya, Roh Maria lebih terpikat lagi kepada segala sesuatu yang dapat merupakan petunjuk hadirnya yang adikorati baginya, itulah sebabnya, perawan Maria bijak lestari itu selalu merenungkan dalam hatinya semua peristiwa dalam hidupnya baik ketika ia belum melahirkan sang Putera ke dunia, maupun pengalamannya bersama Sang Putera. Maria, bunda yang melahirkan Yesus di kandang Bethlehem Luk 21-20, Mat 118-25 Maria melahirkan Puteranya di sebuah kandang dan membaringkannya di dalam palungan22 karena tidak ada lagi tempat bagi mereka di rumah penginapan. la adalah bunda jasmani dari Yesus karena dari jasmaninya telah lahirlah seorang manusia Yesus. Dengan melahirkan kemanusiaan Kristus, Maria menjadi bunda seluruh Pribadi Yesus dan tidak hanya bunda dari dagingNya saja. Kepada Putra Allah yang kekal, perawan Maria dapat berkata dengan sepenuh hati, 'Anakku, Engkau! Engkau telah kuperanakkan pada hari ini."23 Kebundaan Maria tidak hanya terbatas pada kebundaan menurut daging. Untuk itulah Maria telah dipanggil oleh Allah dan ia dapat saja menerima atau menolak tawaran itu secara sebebas-bebasnya. Perawan Maria memberikan 'fiat'nya, persetujuannya, kesediaannya untuk mengikuti rencana Allah; kebundaannya sepenuhnya disepakatinya; ia mau untuk sepenuh-penuhnya bertanggungjawab. Ia tidak hanya mempersembahkan kepada Allah, tubuh yang teramat murni untuk membentuk tubuh Adam Baru; akan tetapi, berdasarkan pengetahuannya yang diperolehnya dari Kitab Suci, ia telah menyambut tanggung jawab untuk mengandung dan melahirkan Raja, ahli waris tahta Daud, Putera Allah sendiri, dan juga Hamba yang menderita' yang akan menjadi Penebus orang banyak. Kebundaan ilahi Maria, yang bukan dari darah atau keinginan laki-laki, tetapi dari Allah sendiri, tentulah juga merupakan kebundaan Rohani. Maria, bunda yang mengungsi ke Mesir bersama Puteranya dan Yosep Mat 213-23 Herodes, karena takut akan kehilangan tahtanya oleh Raja yang Baru, segera memerintahkan pasukannya untuk mencari bayi Yesus dan membunuhNya. Sekali lagi Maria dan Yosep mengadakan perjalanan jauh. Jika dalam perjalanan sebelumnya bayi Yesus masih ada dalam kandungannya, sekarang ini bayi Yesus ada di atas pangkuannya dan dalam pelukannya. Maria dan Puteranya serta suaminya tinggal di negeri asing selama beberapa waktu sampai Herodes Setelah itu mereka semua menempuh perjalanan jauh lagi kembali ke Nazaret di mana Maria dan Yosep mengasuh Yesus sampai Ia menjadi besar. Semua perjalanan-perjalanan yang melelahkan itu Maria dan Yosep lakukan demi keselamatan Puteranya, demi cinta mereka kepadaNya. Maria menghayati pengungsian, perjalanan ziarah Abraham, Ishak, Yakub dan bapa bangsa Yosep; ia merasakan terlebih dahulu sejarah perjalanan ziarah Gereja di Maria, bunda yang diramal oleh Simeon Luk 221-38 Hati seorang bunda pastilah akan kecut mendengar nubuat Simeon tentang Sang Putera 'Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang',26 dan tentang dirinya sendiri 'dan suatu pedang kesedihan akan menembus jiwamu sendiri'.27 Maria pasti tidak asing dengan Kitab Suci, ia pasti mengetahui segala yang dinubuatkan oleh Yesaya tentang derita 'Hamba Tuhan'.28 Tiap kali kepedihan hati datang menyerangnya, ia akan bertanya, 'Inikah saat pedang yang dinubuatkan oleh Simeon?'. Tak seorang pun yang luput dari rasa kuatir dan takut di dunia ini dan Yesus tidak mengecualikan bundaNya. Yesus dengan demikian membuat bundaNya penuh pemahaman dan penyambutan terhadap semua orang yang hatinya gentar dan kemudian menumpahkan segala pedih perih hidup mereka di dunia kepada jiwa sang bunda yang senantiasa terancam pedang dan berdekatan dengan dia, dapat menemukan kembali ketenangan jiwa yang tabah dan kedamaian anak-anak Allah. Maria, bunda yang hidup bersama Yesus dan Yosep Luk 239-40,51 Maria setia melaksanakan tugas sehari-hari. Kita tidak melihat adanya mukjizat dalam hidup Maria di bumi ini. Satu pun tidak. Ia tidak berbeda dengan wanita-wanita yang lain; pekerjaannya, kegembiraannya dan keprihatinannya dalam hidup sehari-hari sama saja dengan pekerjaan, kegembiraan dan keprihatinan bunda-bunda lain, yakni menjadi bunda rumah tangga yang baik, yang memelihara serta melayani anggota-anggota keluarganya. Pekerjaan-pekerjaan Maria itu biasa dan tidak membuatnya menonjol. Akan tetapi, semua itu dilakukan demi kebahagiaan Keluarga Kudus. Kesucian Bunda Maria mengajarkan perihal kesucian yang sejati, kesucian yang tampaknya tidak istimewa tetapi sesungguhnya merupakan kesucian yang heroik karena besarnya cinta kasih yang dituntutnya. Maria, bunda yang mencari Puteranya di Bait Allah Luk 241-52 Pada suatu perayaan Paskah ketika Yesus berusia duabelas tahun, Maria bersama Yesus dan Yosep pergi berziarah ke Yerusalem, sebagaimana biasa mereka lakukan setiap tahunnya. Dalam perjalanan pulang, setelah beberapa hari berjalan, Maria dan Yosep baru menyadari bahwa Yesus tidak bersama mereka. Setelah mereka mencari-cari Ia di antara sanak keluarga dan tidak menemukannya, mereka memutuskan kembali ke Yerusalem. Maria begitu cemas kehilangan Puteranya dan ketika ia menjumpaiNya di Bait Suci, ia berkata kepadaNya,29 'Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.'30 Yesus menjawabnya, 'Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?'31 Meski Maria tidak mengerti apa maksud jawaban Yesus, ia diam dan menyimpan semuanya dalam Maria adalah ibu yang terbuka, yang mengungkapkan dan mengkomunikasikan perasaan hatinya kepada Puteranya. Ia tidak marah kepada Puteranya, namun hanya mencari kejelasan. Maria, bunda yang hadir dalam pesta di Kana Yoh 21-11 Maria hadir di pesta perkawinan di Kana. Hamba Tuhan adalah juga hamba manusia. Di tengah-tengah pesta, temyata anggur habis. Barangkali ada orang yang melihat hal itu dan dalam hati mereka menyalahkan tuan rumah. Maria sebagai bunda rumah tangga yang penuh perhatian, membayangkan betapa malunya si empunya rumah dan betapa sedihnya mempelai berdua apabila mengetahui keadaan itu. Maria hendak menolong - walaupun tanpa mereka minta - maka ia menemui Yesus dan menyampaikan masalah itu kepadaNya 'Mereka kehabisan anggur'. Pernyataan itu hanyalah pemberitahuan, Maria hendak menarik perhatian PuteraNya akan keadaan itu. Pernyataannya itu bukanlah permintaan; hanyalah suatu sentuhan halus, tetapi juga suatu doa sebab Maria percaya akan kuasa kebaikan Puteranya. Akan tetapi, Yesus seperti tidak ambil pusing. Ia tidak menolak, tetapi juga menganggap bahwa turun tangan Bunda Perawan belum tepat saatnya 'Mau apakah engkau dari padaku, Bunda?, saatKu belum tiba.' Tidak ada percakapan lebih lanjut antara Putera dan Bunda. Tetapi wajarkah ada penundaan jika bunda meminta? Apalagi, adakah saat khusus untuk pernyataan kasih yang tak terbatas? Itulah sebabnya, Maria33 menemui para pelayan dan berkata, 'Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!' Dan airpun menjadi anggur. Demikian jasa Maria berkat doanya Sang Penyelamat mengerjakan 'pertanda' pertama. Maria, yang bersama saudara-saudara Yesus mencariNya Mrk 331-35; Mat 1246-50; Luk 819-21 Kisah ini sering kali digunakan untuk menggambarkan Maria secara negatif. Apalagi dalam Mrk 320-21 dikatakan bahwa kaum keluarga Yesus menganggap Yesus tidak waras. Bahkan dalam Mrk 331-35, Maria ditampilkan seolah-olah ia tidak termasuk dalam keluarga baru Yesus yang didasarkan pada iman. Ini tidak berarti bahwa Maria dikucilkan dari keluarga Yesus yang baru itu, ini terbukti pada saat setelah kenaikan Yesus ke surga, Maria berada bersama-sama saudara-saudara Yesus dan para rasul, berkumpul bersama dan bertekun dengan sehati dalam doa Pendapat lain mengatakan bahwa teks ini tidak bermaksud mendiskreditkan Maria dan saudara-saudaraNya, karena tema utama perikop ini bukanlah tentang kebundaan Maria tetapi tentang pemuridan. Dalam kisah itu Yesus ingin mengajarkan kepada para muridnya bahwa yang terpenting untuk menjadi keluarga Kristus adalah bukan status hubungan darah tetapi Dengan perkataannya ini Yesus menyatakan bahwa semua orang dapat saja menjadi anggota keluargaNya, menjadi anak-anak dari Sang Allah Bapa. Maria, bunda yang dipuji bahagia Luk 1127-28 Seorang perempuan berteriak dari antara orang banyak Berbahagialah ia yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau'. Ungkapan tersebut jelas menunjuk kepada Maria, sebagai bunda Yesus. Namun Yesus tidak menjawab 'Ya' melainkan berkata 'Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya'. Ungkapan Yesus ini bukan mau mengatakan bahwa Maria tidak layak disebut bahagia, melainkan hendak mengatakan bahwa Maria, bukan hanya seorang bunda jasmani bagi Yesus, tetapi juga salah seorang pengikutNya. Maria layak disebut bahagia bukan hanya karena ia adalah bunda kandung Yesus tetapi terlebih karena ia mengikuti Dia. Menurut para Bapa Gereja kebundaan rohani Maria - kerelaannya menyambut Kristus Penyelamat dalam jiwanya dengan iman - lebih penting daripada kebundaan jasmani Maria, bunda yang berdiri di kaki salib Yesus Yoh 1925-27 Maria hadir saat Yesus tergantung di atas salib. Ia berdiri di samping murid yang dikasihi oleh Puteranya. Maria hadir pada puncak penderitaan Yesus. Ia tidak meninggalkan Puteranya yang ditinggalkan oleh banyak pengikutNya. Maria menjadi Bunda yang hadir pada awal dan akhir kehidupan Yesus di dunia. Pada saat yang penting dalam hidupNya itu, Yesus menyerahkan bundaNya kepada murid yang dikasihiNya. Dalam tradisi Katolik, hal ini diartikan Yesus yang memberikan bundaNya sebagai bunda rohani bagi murid-muridNya. Tidak dapat disangsikan tindakan ini merupakan pernyataan keprihatinan khusus dari Sang Putera bagi bundaNya, yang ditinggalkanNya dalam derita yang amat besar. Namun 'Warisan' Yesus yang diberikan dari atas salib ini membuka lebih banyak arti daripada keprihatinan tersebut. Dapat dikatakan bahwa kebundaan Maria terhadap manusia, yang sudah mulai muncul secara samar, kini dengan terang digambarkan dan ditentukan. Kebundaan itu bersumber pada akhir misteri Paska Sang Penyelamat. Maria, yang berada langsung dalam suasana yang melingkupi semua orang, diberikan kepada manusia sebagai bunda bagi setiap orang dan semua orang. BAB III TRADISI GEREJAWI AJARAN GEREJA TENTANG MARIA 38 Dasar dari ajaran Maria Bunda Allah adalah kenyataan bahwa Yesus Kristus adalah Allah Manusia; siapa diri Maria, Sang Bunda Allah tidak dapat dipisahkan dari keAllah-Manusiaan Yesus. Ini berarti untuk memahami siapa diri Maria, Sang Bunda Allah, diperlukan pemahaman yang kuat akan ajaran tentang Yesus Kristus. Oleh sebab itu pembahasan dalam bagian ini diawali dengan pembahasan mengenai ajaran tentang Yesus Kristus dan kemudian berlanjut kepada pembahasan mengenai ajaran tentang Maria. Ajaran tentang Kristus sebagai Dasar Ajaran tentang Maria 'Allah begitu mencintai manusia, sehingga la menyerahkan Putera TunggalNya.' 39 Inti dari pemyataan iman ini adalah pengutusan Putera Allah untuk mengambil bagian dalam sejarah manusia. 'Ketika tiba waktunya, Allah mengutus PuteraNya dilahirkan oleh seorang perempuan'40 demikian kata Paulus. Penjelmaan ini merupakan dasar kekristenan. Sabda yang dari semula bersama Allah dan adalah Allah menjelma menjadi Mulai saat penjelmaan itulah orang yang sebelumnya tidak dapat melihat Allah dapat melihat Allah melalui Putera TunggalNya. Penjelmaan adalah misteri Pribadi Kedua dari Tritunggal Mahakudus, misteri Yesus Kristus sebagai Allah dan manusia, misteri keberadaannya sebagai Allah Manusia. Pengertian 'penjelmaan' menunjuk pada bagaimana Sabda menjadi manusia; dan oleh sebab itu berarti suatu karya di mana Allah mengambil kodrat manusia dalam rahim seorang perempuan, mengangkatnya dan menyatukannya dengan Pribadi ilahi yang kedua. Dalam penjelmaan tersebut dua kodrat yang sangat berbeda, kodrat Allah dan kodrat manusia, Sebagai Putera Allah yang menjadi daging dari daging Maria,43 Yesus Kristus merupakan hasil perpaduan personal dari dua kodrat yang berbeda ini. Perpaduan antara kodrat ilahi dan kodrat insani ini disebut persatuan hipostasis, yang artinya menyatu tetapi tidak bercampur. Yesus Kristus adalah baik Allah dan manusia yang bersatu. Sebagai Allah, la sehakekat dengan Bapa sebelum adanya waktu dan sebagai manusia yang dilahirkan dalam waktu dan sehakekat dengan ibunya. la adalah Allah yang sejati dan juga seorang manusia yang sejati, dengan jiwa yang lasional dan daging la setara dengan Bapa dalam keilahianNya tetapi la lebih rendah daripada Bapa dalam Meskipun la adalah Allah dan manusia, la bukanlah dua tetapi satu. la adalah satu, bukan karena keilahianNya diubah menjadi daging, tetapi karena kemanusiaanNya diilahikan. la adalah satu, bukan karena percampuran antara yang ilahi dan yang manusiawi, tetapi karena la adalah satu Kristus adalah manusia sejati, ia satu ras dengan Adam. la memiliki kodrat kemanusiaan yang lengkap dan nyata, termasuk memiliki tubuh yang nyata sebagaimana manusia pada umumnya. Kodrat kemanusiaanNya lengkap dengan segala potensi dari indera dan sistem tubuh. Selain itu juga Ia memiliki pikiran spiritual dan kehendak manusiawi. Ia dilahirkan sebagai seorang manusia sejati dari seorang ibu manusia. Kodrat kemanusiaan yang lengkap dan sempurna ini bukanlah pribadi yang berbeda dari Pribadi ilahi sebagai Sang Sabda. Kodrat kemanusiaan Yesus adalah kodrat manusiawi dari Pribadi ilahi. Perpaduan ini juga bukanlah percampuran dua kodrat dan bukan pula setengah manusia setengah Allah; melainkan suatu perpaduan yang tidak terpikirkan oleh manusia. Kodrat itu bukanlah suatu pribadi. Sang Sabda mengangkat kodrat manusia, kodrat yang sama dengan kodrat manusia pada umumnya. Pengangkatan kodrat manusia oleh Sang Sabda ini tidak mengakibatkan perubahan pada Sang Sabda. Oleh sebab itu kodrat kemanusiaan Yesus dimiliki dan menjadi milik Pribadi Sang Sabda. Tidak ada perubahan dalam kodrat yang diangkatNya karena kodrat tersebut ada dalam Pribadi Sang Sabda dan bukannya berada dalam kodrat Kekristenan merupakan kabar baik karena didasarkan pada kenyataan historis bahwa Allah mengutus PuteraNya untuk bersatu dengan manusia. Dengan mengambil hakekat yang bukan diriNya dan tanpa kehilangan hakekatNya, suatu keajaiban terjadi di dunia, yaitu Allah Keajaiban ini berarti bahwa Putera Allah yang abadi sekarang menampakkan kemuliaan Allah di hadapan manusia. Dalam Putera yang menjadi daging, manusia melihat Allah yang tidak tampak dan mengalami kasih Allah yang tidak pernah dilihatnya. Para Bapa Gereja Yunani menyebut hal ini sebagai 'perkawinan' Allah dan manusia. Sebagaimana pasangan pengantin, mereka tidak lagi dua melainkan satu daging. Dengan demikian dalam diri Yesus ada misteri 'perkawinan' sempurna antara Allah dan manusia dalam satu pribadi Putera Allah. Perpaduan ini begitu nyata sehingga Yesus memberitahu Filipus yang berharap melihat Bapa Yesus, 'Dengan melihat Aku, engkau melihat Bapa'.49 Dari Ajaran tentang Kristus Menuju ke Ajaran tentang Maria Gereja para rasul dan para martir awali menghayati kepenuhan Kristus ini. 'Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan' demikian kata Pada masa itu mereka tidak perlu mendefinisikan kebenaran iman ini dalam bentuk ajaran karena suara para rasul masih menggema dan otoritas mereka menjamin isi iman tersebut. Namun akhimya muncullah bidaah-bidaah. Kebenaran yang pertama kali dipertanyakan adalah tentang komunikasi diri ilahi apakah Kristus adalah Putera Allah yang sesungguhnya sehingga Allah benar-benar memberikan diriNya kepada manusia? Seandainya ya, apakah la benar-benar mengosongkan diriNya dan mengambil kodrat manusia seutuhnya sebagaimana manusia lain kecuali dalam hal dosa, atau perpaduan antara Putera Allah dengan kodrat manusia terjadi secara tidak langsung dan hanya sebagian sifatnya, sehingga Kristus adalah benar-benar Putera Allah Bapa di surga dan bukan Putera seorang perempuan di bumi? Jawaban yang jelas atas tiga pertanyaan ini muncul setelah bidaah-bidaah ini51 mulai menampakkan pengaruhnya di antara umat beriman. Arius menolak keilahian seutuhnya dari Kristus. Konsili ekumenis yang pertama menegaskan bahwa Kristus adalah 'Allah dari Allah, Allah benar dari Allah benar dan satu dengan Bapa'. Kemudian pada abad keempat, bidaah Apollinaris menolak kemanusiaan seutuhnya dari Kristus. Mereka menjelaskan bagaimana Logos menggantikan posisi jiwa manusia dari tubuh yang diambilNya dari Maria. Gereja secara bulat menolak pandangan ini dan menegaskan kembali kemanusiaan sepenuhnya dari Sang Sabda. Bidaah yang ketiga dimunculkan oleh Nestorius yang tidak mau mengakui bahwa Sang Sabda yang abadi telah menyatu secara personal dengan Konsili ekumenis ketiga di Efesus53 menyatakan bahwa Sang Sabda telah menyatukan diriNya secara hypostasis kath'hypostasiti daging yang dijiwai oleh jiwa rasional, menjadi manusia seutuhnya dan disebut Putera Oleh sebab itu para Bapa Gereja tanpa ragu-ragu menyebut Maria, sang Perawan Suci, sebagai Bunda Manfaat dari ajaran ini terutama tampak setelah satu abad dari saat ditetapkannya. Untuk menghormati Kristus dan untuk menjaga kebenaran ajaran inkarnasi, serta untuk menjaga kebenaran iman tentang kemanusiaan Putera Abadi, konsili Efesus menetapkan Santa Perawan Maria sebagai Bunda Allah56 Gelar ini sebenarnya sudah lama ada dalam tradisi Gereja, tetapi kemudian diangkat kembali oleh konsili. Gelar ini ditetapkan untuk menjaga kebenaran iman akan Yesus Kristus. Gelar tersebut menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Allah; gelar tersebut juga menampakkan bahwa Yesus adalah Manusia, karena Maria adalah manusia. Gelar tersebut juga menunjukkan perpaduan antara dua realitas yang berbeda, realitas ilahi dan realitas manusiawi, yaitu Allah dan manusia. Sebagaimana Maria ketika hidup di dunia ini memelihara dan menjaga secara personal Putera ilahinya, dengan menyandang gelar 'Bunda Allah' ini ia menjadi penjaga kebenaran akan hakekat Puteranya. Pada saat bidaah-bidaah menyatakan bahwa Puteranya bukanlah Allah atau bukan manusia yang sesungguhnya, atau dalam kasus Nestorius, bahwa Ia tidak sungguh-sungguh menyatu dengan kemanusiaan, Gereja memproklamirkan bahwa Maria adalah Bunda Allah57 Gelar ini dapat menumpas semua bidaah-bidaah yang mempersoalkan kodrat Yesus Kristus. Dalam upaya menolak bidaah-bidaah tersebut, Gereja tidak hanya mengakui dan memperdalam kebenaran akan Kristus, tetapi juga memuliakan bundaNya. Dalam menjawab bidaah-bidaah yang merendahkan Sang Putera, Gereja menghormati bundaNya. Gereja melihat bahwa gambaran akan kebundaan ilahi Maria adalah implikasi nyata dari iman Gereja akan Kristus dan bahwa kebundaan ilahi ini mencerminkan iman akan Kristus. Iman kepada Allah tidak dapat dinyatakan tanpa iman akan Maria sebagai Bunda Allah. Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa kemuliaan Maria bukanlah bagi dirinya sendiri, tetapi bagi Putera ilahinya dan GerejaNya. Oleh sebab itu pada saat pengesahan ajaran Maria Diangkat ke Surga, pada tahun 1950, Paus Pius XII menyatakan 'Keuntungan besar bagi kemanusiaan dari pengesahan ini adalah bahwa Maria akan membawa umat kepada kemuliaan Tritunggal Mahakudus.' Konsekuensi iman akan Maria sebagai Bunda Alla58 Iman akan Maria sebagai Bunda Allah membawa berbagai konsekuensi penting pada iman. mengenai siapa dan apa peran Maria. Maria sebagai Bunda Allah tentunya tidak sama dengan manusia-manusia yang lain, meski ia secara kodrati adalah manusia. Sebagai Bunda Allah, ia tentunya telah dipersiapkan oleh Allah sendiri. Sebagai Bunda Allah konsekuensi pada diri Maria, adalah Maria, Bunda Perawan Penjelmaan tidak terjadi tanpa persiapan. Penjelmaan baru terjadi setelah melalui proses yang panjang. Ada tiga tahap, pertama-tama Allah berbicara kepada leluhur Israel di masa lampau melalui para Nabi dan dengan berbagai cara59 Penjelmaan terjadi setelah pewahyuan Allah kepada Abraham dan keturunannya. Penjelmaan pada diri Yesus Kristus merupakan puncak dari suatu rentetan peristiwa perwujudan kasih Allah kepada manusia, mulai dari Abraham, Ishak dan Yakub pada masa Perjanjian Lama60 Perjanjian antara Allah dan Israel adalah persiapan bagi kedatangan Kristus di dunia. Perjanjian tersebut merupakan bukti kesetiaan janji Allah kepada Israel yang tidak setia memegang janjinya. Ungkapan Hosea pada 111-2, 4 menunjukkan hal ini 'Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anakKu itu'. Meski demikian Allah tidak murka dan menghukum Israel, ' Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bemyala-nyala itu'61 Sebagai Allah dari segala sesuatu, ia berjanji untuk lebih mencintai lagi. Atas tujuan inilah Ia mempersiapkan perwujudan terakhir akan cinta pengampunanNya yang abadi. Meskipun Israel telah melakukan berbagai hal yang menyakitiNya, Ia tetap menunjukkan kasihNya. Ia akan melakukan hal yang bar62 dan menawarkan perjanjian yang baru. 63 Pada kepenuhan waktu, Allah mengutus SabdaNya, Putera TunggalNya, yang kemudian dilahirkan oleh seorang puteri Abraham, Maria dari Nazaret Maria mewakili Israel menjawab 'ya' tanpa syarat atas tawaran Allah. Maria berdiri di hadapan Allah leluhurnya dan berdialog denganNya. Di sinilah terjadi puncak dialog antara Allah dan manusia, suatu bentuk konkrit dialog antara Yahweh dan Israel. Di sinilah Maria berdiri sendiri di hadapan Allah Abraham dan Allah para Nabi. Tidak seperti para leluhurnya yang tidak mampu membina persatuan dengan Allah, Maria mengambil pilihan yang radikal yang ditawarkan oleh Allah dan memutuskan untuk menerima Sang Sabda dalam rahimnya, sehingga Sang Sabda menjadi tulang dari tulangnya dan daging dari dagingnya. Maria mengandung Sang Sabda dan sekaligus tetap Penjelmaan ini benar-benar karya Allah dan tanpa keterlibatan ayah manusiawi. Dengan keadaan Maria yang mengandung dan sekaligus tetap perawan, keputeraan manusiawi ilahi Yesus ditampakkan. Selain itu, hal ini juga menampakkan bahwa Bapalah yang mengutus Dia sebagai bukti kasihNya kepada manusia dan bahwa Maria menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah sebagai wakil dari bangsa Israel dan umat beriman yang menantikan pemenuhan janji Allah. Pemberian diri seutuhnya yang dilakukan oleh Maria merupakan bukti pemberian diri yang tak terbatas dan merupakan jawaban yang diberikan dengan penuh kesadaran atas tawaran kasih Allah yang tak terbatas, yang telah mewahyukan diriNya. Persetujuan Maria untuk menjadi bunda perawan dari Allah Putera menampakkan kebenaran bahwa pengutusan Putera terjadi bukan karena Allah berhutang pada manusia, tetapi suatu pemberian diri cuma-cuma dari Allah, yang nilainya lebih dari segala pemberian lainnya. Yesus adalah Putera Allah dalam kodrat ilahiNya dan kodrat manusiaNya yang diperolehnya dari sang perawan. Hanya ada satu Putera, Putera Bapa menjadi Putera Maria. Tidak ada dua putera yang berbeda dalam diri Yesus. la adalah Putera Allah dan sekaligus Putera Maria Dikandung Tanpa Noda Tujuan kedatangan Yesus adalah untuk mengampuni dosa dan mengembalikan persatuan manusia dengan Sang Pencipta yang telah dihancurkan oleh dosa. Dosa dipandang sebagai suatu bentuk pengasingan dari Allah, dan pengasingan ini membawa bersamanya pengasingan dari sesama dan dari kodrat dirinya sendiri. Pengasingan adalah kurang benamya relasi dengan Allah. Dosa asal adalah penyimpangan dari relasi yang benar dalam pribadi, masyarakat dan sejarah. Kitab Suci Perianjian Baru menggambarkan penyelamatan sebagai upaya berbalik dari pengasingan ini. Yesus Kristus datang, diutus oleh Bapa dan dibimbing oleh Roh Kudus untuk menyatukan kembali manusia dengan Bapa. Dia datang sebagai imam dan domba korban untuk mempersembahkan korban bagi mereka yang berdosa. la wafat dan bangkit kembali. Misteri Paska dimana Kristus yang telah diserahkan karena pelanggaran-pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita66 menyatukan kembali dunia ini kepada Bapa Tuhan Yesus Kristus. Kristus adalah Adam baru dan mereka yang tinggal dalam Kristus adalah adam-adam baru. Bagaimana posisi Maria dalam perspektif ini? Sebagai Bunda dari penebus, apakah ia harus menunggu bagi pemurnian dari dosa? Sebagai bunda dari Ia yang adalah Putera Tercinta Allah, dapatkah ia dikesampingkan dari hubungannya dengan Bapa pada saat Ia memilihnya? Sebagai jalan bagi Putera Allah untuk hadir dan menyelamatkan dunia, apakah ia harus menunggu untuk dimurnikan dari segala dosa?67 Apakah Puteranya tidak menginginkan ia menerima buah dari penebusanNya? Sebagaimana pewahyuan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Domba sebelum penciptaan dunia,68 apakah tidak mungkin upah pengorbananNya diberikan terlebih dahulu kepada bundaNya? Jika orang-orang lain termasuk mereka yang hidup sebelum penjelmaan menerima bukankah tidak aneh jika Maria menerimanya pada awal keberadaannya?69 Tentang tema ini para Bapa Konsili menyatakan Oleh sebab itu, tidak heran, bahwa pada para Bapa Gereja berlaku kebiasaan yang menyebut Bunda Allah seluruhnya suci dan bersih dari segala noda dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan dijadikan makhluk baru. Perawan Nazaret ini dikaruniai cahaya kekudusan yang istimewa sejak saat pertama dikandung, dan mendapat salam 'penuh rahmat' dari Malaikat pembawa kabar, yang datang menjumpainya atas perintah Maria telah dipersiapkan oleh Allah bagi karya keselamatan agung ini semenjak ia dikandung dalam rahim ibunya, saat dilahirkan dan saat ia menjadi manusia seutuhnya. Maria Diangkat Ke Surga 'Jika Kristus tidak bangkit, maka sia-sialah iman kita',71 demikian diungkapkan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Pada saat kebangkitanNya, Sang Penebus mengangkat kodrat manusiawi ke dalam kemuliaan. Ia mengangkat kemanusiaanNya yang diperolehNya dari Maria ke dalam kemuliaan Bapa. KebangkitanNya bukanlah sekedar kebangkitan fisik sebagaimana dialami oleh Lazarus dan puteri Yairus, melainkan suatu transformasi ke dalam hidup kemuliaan. Dalam Allah Manusia yang bangkit, kodrat kemanusiaan manusia diangkat ke dalam kemuliaan. Bagaimana posisi Maria pada puncak karya ilahiNya? Sebagaimana Kristus bangkit dan naik ke surga, apakah ia juga diangkat jiwa dan raganya ke dalam surga? Maria adalah bunda perawan dari Allah, dan sebagai yang dikandung tanpa noda, ia tidak pernah menjadi budak dosa. Dia yang telah diselamatkan semenjak awal keberadaannya dan dia yang merupakan hasil persatuan terdalam dari hidup dan cinta pada Putera ilahinya, apakah tidak layak menerima kepenuhan penebusan pada akhir keberadaannya di dunia? Dapatkah orang mengatakan bahwa di dalam surga jiwa Maria memuji Puteranya, Buah Tubuhnya, tanpa raga yang pernah melahirkan Puteranya? Apakah ada hukum alam atau prinsip-prinsip keadilan ilahi yang melarang cinta Putera yang terbaik pada bundaNya yang terbaik. Tentang tema ini, para Bapa Konsili berkata Akhimya sesudah menyelesaikan jalan kehidupannya yang fana, Perawan Tak Bercela yang senantiasa kebal terhadap semua noda asal, diangkat ke kejayaan surgawi dengan badan dan selanjutnya....................pege 2
Saatwafatnya Yesus setelah diturunkan dari kayu salib, disaksikan oleh Bunda Maria, murid yesus dan masyarakat. Foto: Teri Bulat Drama ini menceritakan kisah sengsara Yesus Kristus, cerita mulai dari awal Yesus di hadapan Mahkamah Agama dan Pilatus, lanjut pada tragedi Yesus diolok-olok, disalib hingga wafat.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Maria adalah Bunda Allah dan Bunda Gereja. Ia adalah ibu Yesus, Anak Allah Penyelamat dunia. Ia dirahmati khusus oleh Allah. Ia dikenal oleh umat Katolik sebagai ibu dari Yesus yang tetap perawan. Tetapi Maria juga adalah bunda atau ibu dari seluruh umat manusia di dunia, yang penuh dengan belas kasih dan lembut hati. Kedudukan Bunda Maria dalam Gereja sangat istimewa. Ia adalah orang kudus terbesar melebihi para kudus lainnya karena peranannya dalam sejarah keselamatan umat memiliki peran yang begitu besar dalam sejarah keselamatan, maka ia juga menjadi bunda pengantara kita “Ad Jesum per Mariam” Menuju Yesus melalui Bunda Maria adalah istilah yang sering kita dengar. Melalui dan dalam Maria kita memperoleh keselamatan dari Allah dalam diri Yesus Kristus Putera dipersiapkan secara khusus oleh Allah, sehingga sejak dari dalam kandungan ia tidak berbuat dosa. Setelah melahirkan Yesus pun ia tetap perawan Dogma 1854. Oleh rahmat dan perlindungan Allah, ia terlindung dari segala noda dosa, ia hidup tanpa cela. Dalam teks Kitab suci, Maria disebut sebagai Bunda Allah karena melahirkan Kristus, Maria juga disebut sebagai Bunda Gereja, karena Kristus adalah kepala umat yang adalah Tubuh-Nya yang memperoleh hidup dalam Kristus. Peran Maria dalam sejarah keselamatan begitu penting, ia dirahmati secara khusus oleh Allah di dalam panggilannya menjadi Bunda Allah dan Gereja DATA KITAB SUCI Dasar Kitab Suci yang mengungkapkan Bunda Maria sebagai Theotokos 315 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Janji ini tentang perempuan itu the woman dan keturunannya’ mengacu kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria, ibu yang 142-43 Dalam teks Kitab Suci tersebut mengajarkan kepada kita bahwa Maria adalah seseorang yang dipilih oleh Allah dimana Elisabeth menyebut Bunda Maria sebagai “ibu Tuhanku.” Dan Elisabeth juga menyebutkan Maria sebagai seseorang yang terberkati di antara wanita, oleh karena ia mengandung Yesus Putra 714; Matius 123, “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel, yang berarti, “Allah menyertai kita.”Ayat ini mengungkapkan bahwa kelahiran Yesus adalah pemenuhan janji Allah yang dikandung oleh seorang manusia yakni Maria yang disebut sebagai “anak darah” karena ia memang telah dipersiapkan Allah untuk mengandung dan melahirkan Yesus 135 Kata malaikat itu, “….sebab anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah.” Ayat tersebut mengungkapkan bahwa anak yang dikandung Maria benar-benar anak Allah yang 211. “Maka masuklah mereka … dan melihat Anak itu bersama dengan ibu-Nya.” Ayat ini mengungkapkan juga bahwa Anak yang dimaksudkan adalah Yesus yang bersama dengan ibu-Nya Bunda 44 “tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.” Ayat ini mengungkapkan bahwa Yesus anak Allah benar-benar dilahirkan oleh seorang perempuan yakni Bunda 143 “kata Elisabet bunda Yohanes Pembaptis siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku”. Ayat ini ingin menjelaskan bahwa Elisabet yang adalah saudara Maria pun mengakui bahwa Maria adalah ibu Tuhannya, yakni Allah. Ayat ini mengungkapkan secara jelas bahwa Maria adalah bunda 120-22; Lukas 130-33; Markus 335 “kata malaikan Tuhan kepada Yusuf Jangan takut mengambil Maria sebagai istrimu karena anak dalam kandungan itu adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan engkau akan menamakan dia Yesus,... Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi sesungguhnya anak darah itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel”- yang berarti Allah beserta kita. Dasar Kitab Suci yang mengungkapkan Bunda Maria sebagai Bunda Gereja 311 = “Maria menuntun manusia untuk percaya kepada Kristus” 1927 = “kata Yesus kepada murid-Nya itulah ibumu’” ayat tersebut mengungkapkan bahwa Yesus pun menyebutkan bahwa Maria juga adalah ibu dari murid-murid-Nya yang sekarang disebut sebagai 114 = Maria ada bersama para murid bertekun dalam doa menantikan kepenuhan janji Kristus yang 320 = “Hawa dari semua yang hidup.” Ayat ini merujuk kepada Maria yang mengungkapkan bahwa ia adalah ibu dari semua yang 32 = “Semak bernyala yang tak hangus” mengungkapkan figur Maria mengandung putranya tanpa kehilangan = “Tabut Perjanjian yang atasnya Allah menyatakan kehadiran-Nya” dipakai sebagai figur Maria yang membawa dalam rahimnya Allah yang menjelma. Dasar Kitab Suci Kekudusan dan Keperawanan Maria 124-25 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki …Ayat tersebut mengungkapkan bahwa Maria memperoleh anugerah yang begitu besar dan bahkan istimewa karena sekalipun ia telah melahirkan anaknya yakni Yesus ia tetap adalah seorang perempuan yang perawan.. 27 …dan ia Maria melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin… Kata kunci di sini adalah, ’sulung’. Sulung di sini tidak berarti bahwa Yesus kemudian mempunyai adik-adik. Sulung’ di dalam Alkitab menerangkan hak istimewa dari seseorang. Kristus disebut ’sulung’ adalah untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Israel’ yang baru, yang menjadi yang sulung dari banyak saudara Rom 829, yang sulung dari segala ciptaan Kol 115.Ayat tersebut juga mengajarkan epada kita bahwa Maria benar-benar telah melahirkan anaknya yang sulung yakni Yesus, yang mengungkap bahwa Maria adalah Bunda Yesus yang adalah Allah 323 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah…” Ayat ini sering dikutip oleh umat Protestan untuk menyatakan bahwa semua orang berdosa, termasuk Bunda Maria. Sebenarnya perikop ini tidak bermaksud untuk menyatakan bahwa “semua orang telah berbuat dosa” dalam arti mutlak tetapi kita perluh memahami konteks yang dibicarakan tersebut bertujuan untuk siapa. Sebab Yesus adalah perkecualiannya, dan anak- anak yang di bawah umur under the age of reason juga demikian. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria juga termasuk kekecualian dalam hal ini. Dengan demikian, gaya bahasa yang digunakan di sini adalah hiperbolisme, dengan pesan utama yang hendak disampaikan, bahwa secara umum manusia dari segala golongan, telah berbuat 151-9 dan Yohanes 1927 Dalam Injil Matius bab 15, Yesus mengecam orang-orang Farisi yang mempersembahkan korban tetapi kemudian menelantarkan orang tua mereka. Hukum pada Perjanjian Lama seharusnya mewajibkan seorang anak untuk menanggung orang tuanya, sehingga praktek orang Farisi yang melanggar hal ini membuat Yesus menyebut mereka sebagai munafik’ Mat 151-7. Dalam Yoh 1926-27, pada saat Yesus disalibkan, Yesus memberikan Maria ibu-Nya kepada Yohanes anak Zebedeus rasul yang dikasihi-Nya, yang bukan saudara-Nya. Seandainya Yesus mempunyai adik-adik, seperti yang dianggap oleh gereja Protestan, perbuatan Yesus ini sungguh tidak masuk di akal. Yesus yang mengecam orang Farisi yang menelantarkan orang tuanya, tidak mungkin menyebabkan saudara-Nya sendiri menelantarkan ibu-Nya. Kenyataan bahwa Yesus mempercayakan Maria kepada Yohanes adalah karena Ia tidak mempunyai saudara kandung, karena Bapa Yusuf-pun telah meninggal dunia, dan Yesus tidak mau meninggalkan ibu-Nya sebatang ayat tersebut menyinggung Yesus yang telah memberikan ibu-Nya kepada Yohanes yang adalah murid-Nya. Akan tetapi nilai positif yang diangkat Gereja yakni Yesus benar-benar mencintai dan mengasihi ibu-Nya sehingga Ia tidak membiarkan ibu-Nya kesepian setelah kematian-Nya di Kayu Salib. Unuk itu Ia memberikan ibu-Nya kepada murid-Nya untuk dianggap sebagai ibunya pulah. Seperti halnya Yesus memberikan ibu-Nya kepada murid-Nya begitu pulah Gereja mengimani bahwa Maria bukan hanyalah Bunda Allah akan tetapi juga adalah Bunda Gereja.DATA TRADISI BAPA-BAPA Gregorius Naziansa 382 menyatakan, barangsiapa tidak percaya bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah, maka ia adalah orang asing bagi Allah. Sebab Bunda Maria bukan semata-mata saluran, melainkan Kristus sungguh-sungguh terbentuk di dalam rahim Maria secara ilahi karena tanpa campur tangan manusia namun juga secara manusiawi karena mengikuti hukum alam manusia. Lihat St. Gregory Nazianzus, To Cledonius, 101 Yohanes Cassian 430 “….Kami akan membuktikan oleh kesaksian Ilahi bahwa Kristus adalah Allah dan bahwa Maria adalah Bunda Allah.” John Cassian, The Incarnation of Christ, II2. Vincent dari Lerins 450 “Semoga Tuhan melarang siapapun yang berusaha merampas dari Maria yang kudus, hak-hak istimewanya yaitu rahmat ilahi dan kemuliaannya. Sebab dengan keistimewaannya yang unik dari Tuhan, ia disebut sebagai Bunda Allah [Theotokos] yang sungguh dan yang sangat terberkati. Santa Maria adalah Bunda Allah, sebab di dalam rahimnya yang kudus digenapilah misteri yang karena kesatuan Pribadi yang unik dan satu-satunya, Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia, sehingga manusia itu adalah Tuhan dan di dalam Tuhan. St. Vincent dari Lerins, The Commonitoriy for the Antiquity and Universality of the Catholic Faith, 15ARGUMEN APOLOGI BERDASARKAN DOKUMEN RESMI GEREJADATA TRADISI KONSILI, MAGISTERIUM•Pengajaran Magisterium Gereja TheotokosGereja Katolik mengajarkan “Maria adalah sungguh- sungguh Bunda Allah” De fide Ludwig Ott, Fundamentals of Catholic Dogma, p. 196. Doktrin Maria sebagai Bunda Allah/ “Theotokos” ……. dinyatakan Gereja melalui Konsili di Efesus 431 dan Konsili keempat di Chalcedon 451. Pengajaran ini diresmikan pada kedua Konsili tersebut, namun bukan berarti bahwa sebelum tahun 431, Bunda Maria belum disebut sebagai Bunda Allah. Kepercayaan Gereja akan peran Maria sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru sudah berakar sejak abad awal. Keberadaan Konsili Efesus yang mengajarkan “Theotokos” tersebut adalah untuk menolak pengajaran sesat dari Nestorius. Nestorius hanya mengakui Maria sebagai ibu kemanusiaan Yesus, tapi bukan ibu Yesus sebagai Tuhan, sebab menurut Nestorius yang dilahirkan oleh Maria adalah manusia yang di dalamnya Tuhan tinggal, dan bukan Tuhan sendiri yang sungguh menjelma menjadi manusia. Konsili Efesus mengajarkan“Jika seseorang tidak mengakui bahwa Emmanuel adalah Tuhan sendiri dan oleh karena itu Perawan Suci Maria adalah Bunda Tuhan Theotokos; dalam arti di dalam dagingnya ia [Maria] mengandung Sabda Allah yang menjelma menjadi daging [seperti tertulis bahwa “Sabda sudah menjadi daging”], terkutuklah ia.” D113Bahwa Maria adalah Bunda Allah adalah pengajaran Gereja sepanjang sejarah dan ini ditegaskan kembali dalam Konsili Vatikan II“Sebab perawan Maria, yang sesudah warta Malaikat menerima Sabda Allah dalam hati maupun tubuhnya, serta memberikan Hidup kepada dunia, diakui dan dihormati sebagai Bunda Allah dan [Bunda] penebus yang sesungguhnya.” Lumen Gentium 53 •Pengajaran Magisterium Gereja Maria disucikan dan tetap perawan seumur perannya sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru, Bunda Maria dipersiapkan Allah, sebagai berikut dikandung tanpa noda, dibebaskan dari dosa asal De fide lih. Dr. Ludwig Ott, Fundamentals of Catholic Dogma, ed. James Canon Bastible, Rockford, Illinois TAN books and publishers, Inc. 1974 dari dosa ini adalah persyaratan yang layak bagi seorang perempuan dan keturunannya, yang akan melawan Iblis lih. Kej 315. Bagaimanakah sang perempuan itu dapat melawan Iblis, jika ia sendiri telah jatuh ke dalam perangkap Iblis itu? Maka pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX dalam Bulla, “Ineffabilis Deus” mengajarkan doktrin untuk diimani oleh semua umat beriman“Dengan rahmat yang unik dan hak istimewa yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Besar, oleh jasa Yesus Kristus Sang Penebus umat manusia, Perawan Maria yang tersuci pada saat konsepsinya, dibebaskan dari segala noda dosa asal.” D 1641 di kandungan, Maria dibebaskan dari concupiscence / kecenderunga berbuat dosa Sententia communis. Walaupun hal ini bukan merupakan pengajaran de fide, namun para teolog secara umum mengajarkan demikian berdasarkan ajaran St. Thomas Aquinas dalam ST III q. 27, dari rahmat yang istimewa dari Tuhan, Maria dibebaskan dari setiap dosa sepanjang hidupnya Sententia fidei proxima. Konsili Trente 1545-1563 mengajarkan “Tidak ada orang yang benar dapat untuk sepanjang hidupnya menghindari semua dosa, bahkan dosa- dosa ringan, kecuali atas dasar hak istimewa dari Tuhan, yang diyakini Gereja diberikan kepada Perawan Maria yang terberkati.” D 833Paus Pius XII dalam surat ensikliknya, Mystici Corporis, tentang Perawan dan Bunda Tuhan, bahwa “Ia tidak berdosa, baik dosa pribadi maupun dosa asal yang diturunkan.” adalah Perawan, sebelum pada saat dan sesudah kelahiran Yesus Kristus De fide.Konsili Konstantinopel II 553 menyebutkan Bunda Maria sebagai, “kudus, mulia, dan tetap Perawan Maria”. Konsili ini merangkum ajaran-ajaran penting sehubungan dengan ajaran bahwa Yesus, adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Termasuk dalam ajaran ini adalah tentang keperawanan pemahaman tentang Maria dikuduskan Allah diperoleh dengan memahami perbandingannya dengan Tabut Perjanjian di PL. Jika Tabut Perjanjian Lama saja begitu dikuduskan Allah, betapa Allah akan lebih lagi secara istimewa menguduskan Maria, Tabut Perjanjian Baru, yang mengandung dan melahirkan Kristus, Sang Sabda yang telah menjadi daging, Sang Roti Hidup dan Sang Imam Agung. Sinode Lateran 649 di bawah Paus Martin I mengatakan“Ia [Maria] mengandung tanpa benih laki-laki, [melainkan] dari Roh Kudus, melahirkan tanpa merusak keperawanannya, dan keperawanannya tetap tidak terganggu setelah melahirkan.” D256 Keperawanan Maria termasuk 1 keperawanan hati, 2 kemerdekaan dari hasrat seksual yang tak teratur dan 3 integritas fisik. Namun doktrin Gereja secara prinsip mengacu kepada keperawanan tubuh/ fisik mengandung dari Roh Kudus, tanpa campur tangan manusia De fide. Ini sesuai dengan kabar gembira yang disampaikan oleh malaikat Gabriel lih. Luk 1 35. Maria mengandung dari Roh Kudus dinyatakan dalam Syahadat Aku Percaya, “Qui conceptus est de Spiritu Sancto.” D 86, 256,993 melahirkan Putera-Nya tanpa merusak keperawanannya De fide. Keperawanan Maria pada saat melahirkan Yesus termasuk dalam gelar, “tetap perawan” yang diberikan kepada Maria oleh Konsili Konstantinopel 553 D214, 218, 227. Doktrin ini diajarkan oleh Paus Leo I dalam Epistola Dogmatica ad Flavianum Ep 28,2, disetujui oleh Konsili di Kalsedon, dan diajarkan dalam Sinode Lateran 649. Prinsipnya adalah ajaran dari St. Agustinus Enchiridion 34 yang mengajarkan dengan analogi- Yesus keluar dari kubur tanpa merusaknya, Ia masuk ke dalam ruangan terkunci tanpa membukanya, menembusnya sinar matahari dari gelas, lahirnya Sabda dari pangkuan Allah Bapa, keluarnya pikiran manusia dari melahirkan Yesus, Maria tetap perawan De fide. Konsili Konstantinopel 553 dan Sinode Lateran menyebutkan gelar “tetap perawan”D 214, 218, 227. St. Agustinus dan para Bapa Gereja mengartikan ayat yang disampaikan oleh Bunda Maria, “karena aku tidak bersuami I know not man” Luk 134 Douay Rheims Bible adalah suatu ungkapan kaul Bunda Maria untuk hidup selibat sepanjang Vatikan II mengajarkan demikian “Kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Baru, begitu pula Tradisi yang terhormat, memperlihatkan peran Bunda Penyelamat dalam tata keselamatan dengan cara yang semakin jelas … Dalam terang itu ia [Maria] sudah dibayangkan secara profetis dalam janji yang diberikan kepada leluhur pertama [Adam dan Hawa] yang jatuh berdosa. Ia adalah Perawan yang mengandung dan melahirkan seorang Anak laki- laki, yang akan diberi nama Imanuel lih. Yes 714; bdk. Mi 52-3; Mat 122-23.” Lumen Gentium 55 Adapun Bapa yang penuh belaskasihan menghendaki, supaya penjelmaan Sabda didahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah ditetapkan menjadi Bunda-Nya. Dengan demikian, seperti dahulu seorang wanita mendatangkan maut, maka kini seorang wanitalah yang mendatangkan kehidupan. Itu secara amat istimewa berlaku tentang Bunda Yesus, yang telah melimpahkan kepada dunia Hidup sendiri yang membaharui segalanya, dan yang oleh Allah dianugerahkan kurnia-kurnia yang layak bagi tugas seluhur itu. Maka mengherankan juga, bahwa di antara para Bapa suci menjadi lazim untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena oleh cemar dosa manapun juga, bagaikan makhluk yang diciptakan dan dibentuk baru oleh Roh Kudus…” Lumen Gentium 56 dihormati di surga sebagai Ratu alam semestaKonsili Vatikan II mengajarkan“Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di sorga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan lih. Why 1916, yang telah mengalahkan dosa dan maut.” Lumen Gentium 59 adalah Bunda Gereja, Bunda umat Vatikan II mengajarkan“Ia [Maria] dianugerahi kurnia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putera Allah, maka juga menjadi Puteri Bapa yang terkasih dan kenisah Roh Kudus. Karena anugerah rahmat yang sangat istimewa itu ia jauh lebih unggul dari semua makhluk lainnya, baik di sorga maupun di bumi. Namun sebagai keturunan Adam, ia termasuk golongan semua orang yang harus diselamatkan. Bahkan “ia [Maria] memang Bunda para anggota Kristus. Karena dengan cinta kasih ia menyumbangkan kerjasamanya, supaya dalam Gereja lahirlah kaum beriman, yang menjadi anggota Kepala itu”. Oleh karena itu ia menerima salam sebagai anggota Gereja yang serba unggul dan sangat istimewa, pun juga sebagai pola teladannya yang mengagumkan dalam iman dan cinta kasih. Menganut bimbingan Roh Kudus Gereja Katolik menghadapinya penuh rasa kasih dan sayang sebagai bundanya yang tercinta.” Lumen Gentium 53“Dengan mengandung Kristus, melahirkan-Nya, membesarkan-Nya, menghadapkan-Nya kepada Bapa di kenisah, serta dengan ikut menderita dengan Puteranya yang wafat di kayu salib, ia secara sungguh istimewa bekerja sama dengan karya Juru selamat, dengan ketaatannya, iman, pengharapan serta cinta kasihnya yang berkobar, untuk membaharui hidup adikodrati jiwa-jiwa. Oleh karena itu dalam tata rahmat ia [Maria] menjadi Bunda kita.” Lumen Gentium 61PESAN BAGI UMAT BERIMANKetaatan dan kekudusan Maria Teladan KitaKetaatan Maria menjadi contoh bagi kita, demikian juga dengan iman Maria ini bahkan dapat dibandingkan dengan ketaatan Bapa Abraham, sebagai bapa umat beriman. Ketaatan iman Abraham menandai Perjanjian Lama, sedangkan ketaatan Maria menandai Perjanjian Baru. Ketaatan iman Maria sampai di kaki salib Kristus mendorong kita juga untuk taat sampai akhirnya, bahkan ketika tidak ada dasar untuk berharap’ lih. Rom 418.Ketaaatan Bunda Maria ini mencakup ketaatan dalam mendengarkan Sabda Tuhan dan melaksanakannya lih. Luk 821. Kita patut mencontoh Bunda Maria yang taat dan setia sepanjang hidupnya, ketaatan yang membawanya berdiri mendampingi Yesus sampai di kaki Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru juga menjadi teladan bagi kita. Sebab dengan tingkatan yang berbeda, sebenarnya kitapun menjadi tabut/ bait Allah 1 Kor 316; 619, terutama pada saat kita menyambut Kristus dalam Ekaristi kudus. Seharusnya, seperti Maria yang bergegas melayani Elizabeth, maka kita, setelah mengandung’ Kristus di dalam tubuh kita, selayaknya bergegas melayani sesama yang memiliki peran penting dalam Gereja sebagai Bunda Allah dan Gereja. lewat perantaraan Maria sebagai Ibu Yesus Kristus maka setiap doa dan penyerahan yang kita yang dibawaan atau diungkapkan lewat perantaraannya pasti akan menjadi prioritas Yesus menghormati ibu-Nya selayaknya juga kita sebagai umat yang percaya kepada-Nya untuk menghormati Maria sebagai Ibu kita. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Maryam(Bahasa Arab: مريم, Arami: מרים, Maryām, kemudian Ibrani Miriam), juga Mary atau Maria, adalah ibu Nabi Isa a.s./Jesus Christ dan didakwa tunangan Yusuf oleh penganut Kristian. Beliau disebut lebih kerap dalam al-Qur'an dari keseluruhan Perjanjian Baru. Dia juga menjadi satu-satunya wanita yang namanya disebut dalam al-Quran, malah Surah Maryam dinamakan bersempenanya.
Pertanyaan Jawaban Maria ibu Yesus dijuluki Allah sebagai "yang dikaruniai" Lukas 128. Julukan "dikaruniai" berasal dari satu kata Yunani yang berarti "berlimpah karunia." Maria menerima karunia Allah. Karunia adalah "perkenanan gratis," yang berarti kita menerima sesuatu walaupun kita tidak layak menerimanya. Maria membutuhkan karunia Allah sama seperti kita. Maria mengerti hal ini, sebagaimana ia nyatakan dalam Lukas 147,"... hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku..." Bunda Maria menyadari bahwa ia membutuhkan Juruselamat. Alkitab menggambarkan Maria sebagai orang biasa yang dipakai Allah secara luar biasa. Ya, memang Maria adalah wanita yang saleh dan dikaruniai oleh Allah Lukas 127-28. Pada waktu yang sama, Maria juga merupakan manusia yang berdosa yang membutuhkan Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, sama seperti manusia lain Pengkhotbah 720; Roma 323, 623; 1 Yohanes 18. Maria tidak mempunyai khodrat tak berdosa. Alkitab tidak pernah berkata bahwa kelahiran Maria beda dengan kelahiran manusia biasa. Maria adalah seorang perawan yang melahirkan Yesus Lukas 134-38, tetapi ide tentang keperawanan Maria yang abadi tidak Alkitabiah. Matius 125 ketika menulis tetang Yusuf menjelaskan ia "tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus." Kata "sampai" menjelaskan bahwa Yusuf dan Maria bersetubuh setelah Yesus dilahirkan. Maria masih merupakan perawan hingga kelahiran sang Juruselamat, namun Yusuf dan Maria mempunyai beberapa anak setelah Yesus dilahirkan. Yesus mempunyai empat saudara tiri Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas Matius 1355. Yesus juga mempunyai empat saudara tiri Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas Matius 1355. Yesus juga mempunyai saudari-tiri, walaupun nama mereka tidak disebutkan atau dirinci jumlahnya Matius 1355-56. Allah memberkati dan mengaruniai Maria dengan memberinya beberapa anak, dan di dalam adat setempat hal itu merupakan indikator akan berkat yang dilimpahkan Allah bagi seorang wanita. Pada suatu waktu ketika Yesus sedang berkhotbah, seorang wanita di tengah himpunan peserta menyatakan, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau" Lukas 1127. Tidak ada kesempatan lebih baik bagi Yesus untuk menyatakan bahwa Maria layak dipuji dan dijunjung tinggi. Apakah respon Yesus? "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya" Lukas 1128. Bagi Yesus, ketaatan terhadap Firman Allah lebih penting dibandingkan wanita yang melahirkan Juruselamat. Di dalam Alkitab, Yesus ataupun tokoh lainnya tidak pernah memberi perintah untuk memuji, memuliakan, atau meninggikan Maria. Saudara sepupu Maria, Elisabet, memuji Maria di dalam Lukas 142-44, namun pujian tersebut berdasar pada karunia yang ia dapatkan sebagai wanita yang melahirkan Sang Mesias, bukan kemuliaan Maria secara pribadi. Setelah Elisabet selesai, Maria juga memuji Tuhan akan perhatian-Nya pada orang-orang yang sederhana, serta belas kasihan-Nya, dan kesetiaan-Nya Lukas 146-55. Banyak yang mengira bahwa Maria merupakan salah satu sumber informasi Lukas dalam penulisan Injilnya baca Lukas 11-4. Lukas merekam kisah dimana malaikat Gabriel mengunjungi Maria dan memberitahunya bahwa Maria akan melahirkan seorang putra yang akan menjadi Juruselamat. Maria tidak mengerti karena ia merupakan perawan. Ketika Gabriel memberitahu Maria bahwa anak itu akan dibuahi oleh Roh Kudus, Maria menjawab, "'Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.' Lalu malaikat itu meninggalkan dia" Lukas 138. Respon Maria percaya dan siap tunduk pada rencana Allah. Kita juga seharusnya memiliki iman yang setara pada Allah dan mengikuti Dia dengan yakin. Dalam menggambarkan peristiwa kelahiran Yesus dan respon mereka yang mendengar pesan para gembala tentang Yesus, Lukas menulis, "Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya" Lukas 219. Ketika Yusuf dan Maria membawa Yesus ke bait, Simeon menyadari bahwa Yesus adalah sang Juruselamat dan memuliakan Allah. Yusuf dan Maria kagum akan ucapan Simeon. Simeon memberitahu Maria, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri-,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang" Lukas 234-35. Pada waktu yang lain di bait, ketika Yesus berusia dua-belas tahun, Maria kesal karena Yesus tidak ikut ketika orang tua-Nya kembali ke Nasaret. Mereka tertekan dalam mencari-Nya. Ketika mereka menemukan Dia, masih di bait, Ia menjelaskan bahwa Ia harus berada di rumah Bapa-Nya Lukas 249. Yesus kembali ke Nasaret dengan orang-tua duniawinya dan tunduk kepada mereka. Sekali lagi, kita diberitahu bahwa Maria "menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya" Lukas 251. Mengasuh Yesus sepertinya sebuah upaya yang membingungkan tetapi juga penuh pengalaman yang menyentuh hati, dan kenangan ini semakin memuncak ketika Maria mulai memahami sosok Yesus. Kita juga dapat menyimpan dan merenungkan di hati pengetahuan kita akan Allah serta kenangan tindakan-Nya dalam kehidupan kita. Ialah Maria yang meminta Yesus campur tangan dalam pernikahan di Kana, ketika Ia melakukan mujizat-Nya yang pertama dan mengubah air menjadi anggur. Meskipun Yesus sepertinya menolak pada awalnya, Maria memerintah supaya para pelayan menaati perintah-Nya. Mari beriman pada-Nya Yohanes 21-11. Di tengah pelayanan publik Yesus, keluarga-Nya mulai prihatin. Markus 320-31 mencatat, "Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi." Ketika keluarganya tiba, Yesus menyatakan bahwa mereka yang melakukan kehendak Allah adalah keluarga-Nya. Saudara Yesus tidak mempercayai-Nya sebelum Ia disalib, namun setidaknya dua di antaranya percaya setelah itu — Yakobus dan Yudas, penulis kitab Perjanjian Baru Tampaknya Maria mempercayai Yesus di sepanjang hidup-Nya. Ia hadir pada peristiwa penyaliban ketika Yesus mati Yohanes 1925, dan peristiwa itu sejalan dengan nubuat Simeon tentang "suatu pedang akan menembus jiwa..." Di atas salib, Yesus meminta Yohanes mengambil alih peran-Nya sebagai putra Maria, dan Yohanes membawa Maria ke rumahnya Yohanes 1926-27. Maria juga berada bersama para rasul pada hari Pentakosta Kisah 114. Akan tetapi, Maria sudah tidak dibahas lagi setelah Kisah pasal pertama. Para rasul tidak memberi peran yang besar pada Maria. Kematian Maria tidak direkam oleh Alkitab. Tidak ada rekaman tentang kenaikan Maria ke surga atau diberikannya peran yang penting di surga. Sebagai ibu duniawi Yesus, Maria perlu dihormati, namun bukan disembah atau dipuja. Alkitab tidak memberi indikasi sedikitpun bahwa Maria dapat mendengar doa kita atau menjadi perantara kita terhadap Allah. Yesus adalah satu-satunya pembela dan perantara kita di surga 1 Timotius 25. Jika disembah, dipuja, atau menerima doa, Maria akan menjawab dengan respon yang sama dengan para malaikat "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah!" baca Wahyu 1910, 229. Maria sudah memberi teladan dengan mengarahkan puji-sembah, hormat, dan pujaannya kepada Allah saja "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus" Lukas 146-49. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa kata Alkitab mengenai bunda Maria? b) Kebenaran apa yang Yesus nyatakan sehubungan dengan pilihan? MENGAPA 400 tahun pertama sejarah Susunan Kristen begitu penting? Alasannya sama dengan pentingnya tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak—karena periode itu merupakan tahun-tahun pembentukan yang menjadi dasar kepribadian individu tersebut di masa depan. Sengsara, Wafat, Kebangkitan dan Kenaikan Yesus adalah materi ke lima Pendidikan Agama Katolik Kelas X. Pada materi ini kita diajak untuk memahami pribadi Yesus Kristus yang rela menderita, sengsara, wafat, dan bangkit demi kebahagiaan manusia. Serta mampu meneladani pribadi Yesus Kristus yang rela menderita , sengsara, wafat, dan bangkit demi kebahagiaan manusia. Materi pembelajaran tentang Kebangkitan dan Kenaikan Yesus ke Surga cukup berat. Tetapi pemahaman tentang materi ini sangat penting, sebab merupakan dasar iman kristiani. Berkaitan dengan peristiwa kebangkitan Yesus, Perjanjian Baru mencatat dua peristiwa penting, yakni peristiwa makam kosong dan penampakan Yesus kepada para murid-Nya. Untuk dalam memahami Sengsara, Wafat, Kebangkitan dan Kenaikan Yesus, kita akan membaginya dalam 2 pokok bahasan, yaitu A. Kebangkitan Yesus B. Kenaikan Yesus Kristus ke Surga A. Kebangkitan Yesus Kabangkitan Yesus merupakan peristiwa besar yang terjadi kurang lebih 2000 tahun yang lalu. Maka kita dapat memahami peristiwa tersebut merupakan peristiwa sejarah, dimana kubur yang telah kosong menjadi bukti nyata kabangkitan Yesus, serta penampakanNya sebagai manusia yang telah bangkit membuktikan peristiwa besar itu. Kebangkitan Yesus merupakan peristiwa sejarah Perjanjian Baru menegaskan bahwa kebangkitan Yesus dari alam maut merupakan kejadian yang benar-benar terjadi dalam sejarah manusia dan sejarah keselamatan. Malahan Santo Paulus telah menulis kepada umat di Korintus sekitar tahun 56 “Yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; dan bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya” 1 Kor 153-4. Rasul Paulus berbicara di sini tentang tradisi yang hidup mengenai kebangkitan, yang ia dengar sesudah pertobatannya di depan pintu gerbang Damaskus bdk. Kis 93-18. Kubur kosong menandai Kristus yang bangkit Kitab Suci Perjanjian Baru menceritakan tentang makam kosong sebagai titik awal kisah kebangkitan Yesus. Tetapi kejadian makam kosong ini tidak langsung dengan sendirinya menjadi bukti tentang kebangkitan. Perempuan-perempuan yang melihat makam Yesus yang kosong, awalnya berpikir bahwa jenazah Yesus diambil orang bdk. Yoh2013; Mat 2811-15. Walaupun demikian, makam kosong itu adalah satu bukti yang sangat penting untuk semua orang. Dengan melihat kejadian makam kosong, dan melihat “kain kafan terletak di tanah” Yoh 206, maka mereka menjadi percaya bahwa Yesus benar-benar bangkit Yoh 208. Mereka akhirnya percaya, bahwa jenazah Yesus tidak diambil oleh manusia, dan bahwa Yesus tidak kembali lagi ke suatu kehidupan duniawi seperti Lasarus bdk. Yoh 1144. Yesus menampakkan Diri Kisah bahwa Yesus bangkit dikuatkan dengan kisah penampakan Yesus. Pertama kali Yesus menampakkan diri kepada Maria dari Magdala, Maria Ibu Yakobus dan Salome bdk. Mat 289-10; Yoh 2011-18. Merekalah saksi kebangkitan Yesus yang pertama kali. Sesudah itu Yesus menampakkan diri kepada Petrus, kemudian kepada kedua belas murid-Nya bdk. 1 Kor 155. Mengapa Kristus Bangkit? St. Thomas Aquinas menjelaskan bahwa ada lima alasan mengapa Kristus bangkit. Pertama, untuk menyatakan keadilan Allah. Kristus yang rela taat pada kehendak Allah, menderita dan wafat sudah selayaknya ditinggikan dengan kebangkitan-Nya yang mulia. Kedua, untuk memperkuat iman kita. Rasul Paulus menuliskan, “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” 1Kor 1514 Dengan kebangkitan-Nya, maka Kristus sendiri membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan, dan membuktikan bahwa kematian-Nya bukanlah satu kekalahan, namun merupakan satu kemenangan yang membawa kehidupan. Ketiga, untuk memperkuat pengharapan. Karena Kristus membuktikan bahwa Dia bangkit dan membawa orang-orang kudus bersama dengan-Nya, maka kita dapat mempunyai pengharapan yang kuat, bahwa pada saatnya, kitapun akan dibangkitkan oleh Kristus. Dan inilah yang menjadi pewartaan para rasul, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus “Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?” 1Kor 1512. Bersama-sama dengan Ayub, kita dapat berkata “Tetapi aku tahu Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan- Nya dan bukan orang lain. Hati sanubariku merana karena rindu.” Ayb 1925,27. Keempat, agar kita dapat hidup dengan baik. St. Thomas mengutip Rm 64, “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” Dengan demikian, kebangkitan Kristus mengajarkan kita untuk senantiasa hidup dalam hidup yang baru, yaitu hidup dalam Roh. Kelima, untuk menuntaskan karya keselamatan Allah. Karya keselamatan Allah tidak berakhir pada kematian Kristus di kayu salib, namun berakhir pada kemenangan Kristus, yaitu dengan kebangkitan- Nya. Rasul Paulus menuliskan “yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.” Rm 425 B. Kenaikan Yesus Kristus ke Surga Selama empat puluh hari setelah kebangkitan, Yesus menampakkan diri kepada para muridNya. Selama itu, keadaanNya yang mulia masih terselubung dalam sosok tubuh seorang manusia biasa, sehingga para murid-murid-Nya dapat mengenali Dia bdk. Mrk 1612; Luk 2415; Yoh 2014-15; 214.Ia hadir di tengah mereka, makan dan minum bersama murid-murid-Nya bdk. Kis 1041 dan mengajarkan bdk. Kis 13 mereka mengenai Kerajaan Allah. Yesus mengakhiri kebersamaan dengan para muridNya dengan menyampaikan tugas perutusan untuk mewartakan Injil, dan menjanjikan kuasa Roh Kudus Kis 18 . “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke Surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah” Mrk 1619 Gereja mengimani bahwa Kristus naik ke Surga dengan tubuh dan jiwa-Nya. Hal itu disebabkan karena ke-Allahan-Nya, Yesus senantiasa berada bersama dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Dengan kenaikan-Nya ke Surga – dengan tubuh dan jiwa – maka Kristus untuk selamanya membawa persatuan kodrat kemanusiaan-Nya yang telah mulia bersama dengan ke-Allahan-Nya. Kenaikan Kristus ke Surga berbeda dengan pengangkatan Bunda Maria ke Surga. Bunda Maria diangkat ke Surga karena kekuatan Allah, sedangkan Kristus naik ke Surga karena kekuatan-Nya sendiri – karena Dia adalah sungguh Allah. Rasul Paulus menegaskan “Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.” Ef 410. Dengan demikian, Yesus naik ke Surga dan ditinggikan lebih tinggi dari segala sesuatu baik di bumi maupun di Surga, bahkan segala sesuatu diletakkan di bawah kaki Kristus lih. Ef 120-22. Kenaikan Yesus Kristus ke Surga, mempunyai makna bahwa Ia ditinggikan dengan setinggi-tingginya, hal itu diungkapkan dengan perkataan “Duduk di sebelah kanan Allah Bapa.” . “duduk di sisi kanan Bapa”mengandung makna bahwa Yesus Kristus sehakikat dengan Bapa dan kemuliaan dan kehormatan. Duduk di sebelah kanan Bapa berarti awal kekuasaan Mesias. Penglihatan nabi Daniel dipenuhi “Kepada- Nya diberikan kekuasaan, kemuliaan, dan kekuasaan sebagai raja. Segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal dan tidak akan lenyap. Kerajaan-Nya tidak akan musnah” Dan 714. Sejak saat ini para Rasul menjadi saksi-saksi “kekuasaan-Nya”, yang “tidak akan berakhir” Syahadat Nisea-Konstantinopel. Makna Kebangkitan Bagi Kita Rasul Paulus menulis sebagai berikut “Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” 1Kor 1517. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa pengajaran dan termasuk klaim bahwa Dia sungguh Allah mendapatkan bukti yang kuat. Hal ini diperkuat bahwa janji akan kebangkitan Kristus telah dinubuatkan sebelumnya. Rasul Paulus menyatakan, “Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua Anak- Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini.” Kis 1332-33 Dengan kebangkitan Kristus, maka terbukalah pintu masuk menuju kehidupan baru, yaitu hidup yang dibenarkan oleh Allah atau hidup yang penuh rahmat Allah. Dikatakan dalam Rm 64 “Supaya seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” Hidup yang baru, yaitu hidup di dalam rahmat, memungkinkan kita untuk dapat menjadi saudara Kristus dan menjadi anak- anak Allah di dalam Kristus. Dan kepercayaan akan besarnya rahmat Allah ini, membuka harapan baru kepada kita, bahwa pada saatnya nanti, kitapun akan dibangkitkan bersama dengan Kristus dan kemudian hidup berbahagia untuk selama-lamanya bersama dengan Kristus dalam persatuan abadi bersama Allah Roh Kudus dan Allah Bapa. Makna Kenaikan Yesus Ke Surga Bagi Kita Berkat kenaikan Yesus ke Surga, maka Pertama, Kristus adalah Sang Pemimpin kita. Ia akan membawa serta kita semua yang percaya dan bergabung dengan Dia masuk dalam kemuliaan surgawi. Kristus adalah Kepala Gereja dan kita adalah Tubuh-Nya lih. Ef 523; bdk. Mik 213, maka kalau Kristus naik ke Surga dengan kodrat-Nya sebagai manusia dan Allah, maka kita sebagai anggota-anggota-Nya juga akan diangkat ke Surga dengan tubuh dan jiwa kita, sebagaimana yang telah Ia janjikan semasa hidup-Nya untuk menyediakan tempat bagi kita lih. Yoh 142. Kedua, Kristus menjadi Pengantara Kita pada Bapa. Berkat kenaikan Kristus ke Surga, kita dapat sepenuhnya mempercayai Kristus. Dia tidak hanya menjanjikan tempat di Surga, tetapi telah menunjukkan kepada para murid, Dia sendiri terlebih dahulu naik ke Surga. Dengan kenaikan-Nya ke Surga, maka Dia dapat menjadi Pengantara kita kepada Allah Bapa lih. Ibr 725, sehingga kita yang berdosa dapat mempunyai kepercayaan yang besar akan belas kasih Allah lih. 1Yoh 21. Ketiga, kita dipanggil untuk hidup berfokus hal-hal surgawi. Setelah kebangkitan-Nya dan sebelum kenaikan-Nya ke Surga, para rasul bertanya, “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Kis 16. Para rasul yang pada waktu itu masih belum mengerti secara penuh akan Kerajaan Allah, masih berharap bahwa setelah kebangkitan-Nya, Kristus akan memulihkan kejayaan Kerajaan Israel. Namun, dengan kenaikan Kristus ke Surga, maka Kristus sekali lagi menegaskan bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini namun dari Surga lih. Yoh 1836. Oleh karena itu, sebagai umat beriman, yang telah dibangkitkan bersama dengan Kristus – dengan Sakramen Baptis – senantiasa mencari perkara-perkara di atas, di mana Kristus ada yaitu di Surga lih. Kol 31. Dengan demikian kita tidak boleh berfokus pada perkara-perkara di bumi, melainkan pada perkara-perkara yang di atas atau hal-hal surgawi lih. Kol 32. Setelah membaca dan mempelajari materi diatas, kerjakan soal dibawah ini dan tulis jawabanmu di kolom yang disediakan! Tags PAKatPAKat X
BundaMaria merupakan kerabat dari Elizabet yakni, Istri dari Imam Zakaria. [7] Saat Malaikat Agung Gabriel memberitahu kepadanya bahwa Elizabet, yang sebelumnya mandul kini secara ajaib telah mengandung, ia segera mengunjungi kerabatnya yang tinggal di Kota Yuttah, Yudea. [8]
- Hari ini, Kamis 29/3/2018, seluruh umat Kristen merayakan masa Kamis Putih, jelang perayaan Paskah atau wafatnya Yesus. Mengutip laporan Antara, di Larantuka, sebuah kota kecil yang terletak di bawah kaki Gunung Ile Mandiri yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Flores Timur itu, perayaan Paskah didahului dengan tradisi Prosesi Semana Santa yang dimulai pada Rabu malam, yang dikenal dengan sebutan Rabu Trewa 28 Maret tahun, sekitar satu minggu menjelang perayaan paskah, umat Katolik di Larantuka melaksanakan tradisi Semana Santa, yang telah berlangsung lebih dari lima abad, sejak bangsa Portugis menyebarkan agama Katolik dan berdagang cendana di Kepulauan Nusa Tenggara. Semana Santa berasal dari kata semana pekan dan santa suci, yang artinya pekan suci yang dimulai dari Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga Perayaan Minggu kini, prosesi Semana Santa telah menjadi agenda tahunan dari pemerintah daerah Flores Timur sebagai wisata rohani dalam menarik wisatawan baik domestik maupun Semana Santa Pada hari terbelenggu trewa, umat Katolik setempat mulai berkumpul di kapel-kapel yang ada untuk berdoa mengenang kisah pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus di Taman akhirnya ditangkap dan kemudian disalibkan oleh para serdadu Romawi. Pada saat Rabu Trewa inilah, kota Reinha Rosari Larantuka berubah menjadi kota berkabung, tenggelam dalam khidmat dan refleksi pada pemurnian jiwa menuju pentas Jumat Agung nan Larantuka sedang berkabung, tenggelam dalam khidmat dan refleksi pada pemurnian jiwa menuju pentas Jumat Agung nan abadi pada 30 Maret Kamis Putih 29/3/2018 sore, kongregasi setempat mulai melakukan upacara Tikam Turo, yakni mempersiapkan rute prosesi dengan menanam lilin di sepanjang ruas jalan yang menjadi rute prosesi Jumat Agung yang jatuh pada 30 Maret 2018. Di Kapel Tuan Ma Bunda Maria, patung Bunda Maria yang telah dimeteraikan dalam sebuah peti mati selama satu tahun penuh, harus dibuka dengan penuh hati-hati oleh petugas Conferia sebuah badan organisasi dalam gereja yang telah diangkat melalui Bunda Maria berkeramat itu, kemudian diambil dan dimandikan oleh petugas yang ditunjuk. Setelah itu, Patung Bunda Maria pelindung Kota Reinha Rosari Larantuka itu kemudian dikenakan pakaian berkabung selembar kain warna hitam atau ungu, atau mantel beludru biru.Pada puncak ritual Sesta Vera atau Jumat Agung itu, pintu kapel Tuan Ma dan Tuan Ana Patung Bunda Maria dan Patung Yesus dibuka untuk umum mulai pukul diawali dengan arak-arakan perahu serta puluhan bahkan ratusan kapal motor untuk mengantar Tuan Menino Patung Yesus dari Kapela Tuan Menino Kota Sau ke Kapela Pohon Sirih di Pante Kuce, depan istana raja ini memberi kesan kuat bahwa pusat ritual itu kepada Yesus Kristus karena mengalami penyiksaan yang panjang sampai wafat di salib yang disaksikan sendiri oleh Maria, ibu kandungnya Mater Dolorosa.Menurut legenda, Patung Tuan Ma ditemukan oleh seorang laki-laki di Pantai Larantuka sekitar 500 tahun yang lampau. Ia kemudian menyerahkan patung tersebut kepada Raja lebih dari empat abad, wilayah ini mewarisi agama Katolik yang cukup kuat di Nusantara lewat peran para misionaris, persaudaraan rasul rakyat biasa Confreria, Suku Semana, Suku Kakang Lewo Pulo serta Suku Pou Lema dalam pertumbuhan agama Katolik di wilayah Larantuka. - Sosial Budaya Reporter Yandri Daniel DamaledoPenulis Yandri Daniel DamaledoEditor Yandri Daniel Damaledo
Adakesaksian yang mengatakan bahwa Maria mengakhiri hidupnya di Yerusalem, di sebuah rumah, di mana terdapat 'ruang atas' tempat Yesus telah mengadakan Perjamuan Akhir bersama para murid-Nya sebelum Ia wafat. Kematian Maria diperkirakan terjadi sekitar satu tahun setelah kebangkitan Yesus (mungkin sekitar tahun 34). Berikutini adalah sekilas kisah kemartiran mereka (kecuali Rasul Yohanes, dan Yudas Iskariot yang wafat bunuh diri setelah menyerahkan Yesus ke tangan tua-tua Yahudi): 1. St. Petrus, kepala para Rasul. Setelah lolos dari penjara di Yerusalem, ia mendirikan Gereja di Antiokhia, di mana jemaat pertama kali disebut Kristen.
Terpujilahengkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin. Yesus wafat di salib (Lukas 23:44-49). Roh Kudus turun atas para rasul (Kisah Para Rasul 2:1-13). 4. Maria diangkat ke surga (1 Korintus 15:23; Denzinger-Schönmetzer 3903
.
  • 2bfvehctbi.pages.dev/14
  • 2bfvehctbi.pages.dev/288
  • 2bfvehctbi.pages.dev/471
  • 2bfvehctbi.pages.dev/206
  • 2bfvehctbi.pages.dev/78
  • 2bfvehctbi.pages.dev/433
  • 2bfvehctbi.pages.dev/260
  • 2bfvehctbi.pages.dev/280
  • kisah bunda maria setelah yesus wafat